Jumat, 17 Desember 2010

KIMIA LIPID


KIMIA LIPID

PERAN BIOMEDIS
Lipid adalah sekelompok senyawa heterogen, meliputi lemak, minyak steroid, malam (wax) dan senyawa terkait, yang berkaitan lebih karena sifat fisiknya daripada sifat kimianya. Lipid memiliki sifat umum berupa (1) tidak larut dalam air dan larut dalam pelarut non polar misalnya eter dan kloform. Senyawa ini merupakan konstituen makanan yang penting tidak saja karena nilai energinya yang tinggi , tetapi karena juga vitamin larut- lemak dan asam lemak esensial yang terkandung didalam lemak makanan alami. Lemak disimpan di jaringan adipose, tempat senyawa ini juga berfungsi sebagai insulator listrik, dan memungkinkan penjalaran gelombang depolarisasi sepanjang saraf bermielin.
Kombinasi lipid dan protein (lipoprotein) adaslah konsituen sel yang penting, yang terdapat baik di membrane sel maupun mitokondria dan juga berfungsi sebagai alat pengangkut lipid dlama darah. Pengetahuan tentang biokimia lipid diperlukan untuk memahami banyak bidang biomedis penting, misalnya obesitas, diabetes militu, aterosklerosis, dan peran berbagai asam lemak tak- jenuh.
LIPID DIKLASIFIKASIKAN MENJADI LIPID SEDERHANA AYAU KOMPLEKS
1.      Lipid sederhana ; ester asam lemakdengan berbagai alkohol.
a.       Lemak (fat) : ester asam lemak dengan gliserol
Minyak (oil) : adalah lemak dalam keadaan cair
b.      Wax (malam) : ester asam lemak dengan alkohol monohidrat berberat molekul tinggi
2.      Lipid kompleks : ester asam lemak yang mengandung gugus-gugus selain alkohol dan asam lemak
a.       Fosfolipid : lipid yang mengandung suatu residu asam fosfor, selain asam lemak dan alkohol. Glikoserofosfolipid adalah gliserol dan alkohol pada sfingofosfolipid adalah sfingosin.
b.      Glikolipid (Glikosfingolipid) : lipid yang mengandung asam lemak, sfingosin, dan karbohidrat.
c.       Lipid kompleks lain: Lipid seperti sulfolipid dan aminolipid.
3.      Perkusor dan lipid turunan: kelompok ini mencakup asam lemak , gliserol, steroid alkohol lain, aldehida lemak, dan badan keton, hidrokarbon, vitamin larut- lemak dan hormone.
ASAM LEMAK ADALAH ASAM KARBOKSILAT ALIFATIK
Asam lemak terutama terdapat sebagai ester dalam minyak dan lemak alami, tetapi terdapat dalam bentuk tak- teresterifikasi sebagai asam lemak bebas, yakni suatu bentuk transport yang terdapat dalam plasma.ada yang menandung ikatan rangkap (dapat jenuh) atau satu atau lebih ikatan rangkap (tidak jenuh).
Asam Lemak Dinamai Berdasarkan Hidrokarbon Terkait
Asam lemak dinamai berdasarkan hidrokarbon terkait, dengan jumlah dan susunan atom-atom karbon yang sama, dengan –oat untuk akhiran –e (system Jenewa). Jadi , asam jenuh berakhiran  -anoat , missal asam oktanoat, dan asam tak jenuh dengan ikatan rangkap memiliki akhiran –enoat, missal asam oktadesonoat (asam oleat).
Asam Lemak Jenuh dan Asam Lemak tidak Jenuh
Asam lemak jenuh tidak mengandung ikatan rangkap, dengan digambarkan berupa asam asetat (CH3 – COOH) . asam lemak tidak jenuh mengandung satu auat lebih ikatan rangkap , dibagi lagi menjadi
1.      Asam tidak jenuh tunggal (mengandung satu ikatan rangkap) , monoetenoid
2.      Asam tidak jenuh ganda (mengandung lebih ikatan rangkap)
3.      Eikosanoid , senyawa yang berasal dari asam lemak eikosa meliputi prostanoid. Prostaglandin terdapat pada hamper semua jaringan mamalia yang bekerja sebagai hormone lokal, serangkaian senyawa terkait adalah tromboksan . Leukotrien dan lipoksin adalah kelompompok ketiga turunan eikosanoid yang terbentuk melalui jalur lipoksigenase.
Contoh asam lemak tak jenuh dalam peranan fisiologis dan nutrsi contoh asam monoenoat (satu ikatan rangkap) kebaradaan pada hamper semua lemak , lemak terhidrogenasi dan rumenansia.
Sifat Fisik dan Fisiologis Asam Lemak Mencerminkan Panjang Rantai dan Derajat Ketidakjenuhan
Titik leleh asam lemak karbon berjumlah genap meningkat seiring dengan panjang rantai dan menurun sesuai dengan ketidakjenuhannya. Suatu Triasilgliserol yang mengandung tiga asam lemak jenuh 12 karbon atau lebih bersifat padat pada suhu tubuh, sedangkan jika residu asam lemaknya 18:2 , lemak ini berbentuk cair hingga sdibawah 00 C.
Triasilgliserol (Trigliserida) adalah bentuk simpanan utama asam lemak yaitu ester trihidrat alkohol gliserol dan asam lemak. Senyawa ini penting dalam sintesis dan hidrolisi trigliserida.
FOSFOLIPID ADALAH KONSTITUEN LIPID UTAMA PADA MEMBRAN
Fosfolipid dapat dianggap sebagai turunan asam fosfolipid dengan fosfat yang teresterifikasi – OH alkohol yang sesuai. Asam fosfatidat adalah zat antara yang penting dalam pembentukan triasigliserol serta fosfogliserol, tetapi tidak ditemukan dalam jumlah banyak di jaringan.
Kolesterol adalah konstituen penting di banyak jaringan
Kolesterol terdistribusi luas di semua sel tubu, tetapi terutama di jaringan saraf. Koleterol adalah kontituen utama membrane plasma dan lipoprotein plasma. Senyawa ini sering ditemukan sebagai ester kolestril. Poliprenoid memiliki senyawa induk yang sama seperti kolesterol.
Ergosterol terdapat pada tumbuhan dan ragi serta penting sebagai precursor vitamin D. jika diradiasi oleh sinar ultraviolet, senyawa ini akibat berefek antirakitis akibat terbukanya cincin B.
Peroksida Lipid Adalah Sumber Radikal Bebas
Peroksidasi (auto-peroksidasi) lipid yang terpajan oleh oksigen bertanggungjawab tidak saja terhadap pembusukan makanan tetapi kerusakan in vivo. Peroksidasi ini menjadi penyebab terjadinya kanker, penyakit peradangan, aterosklerosis dan penuaan.

Lipid Amfipatik Mengatur Orientasinya Sendiri Pada Pertemuan Air dan Minyak

                Senyawa umum lipid tidak larut dalam air karena mengandung banyak gugus nonpolar(hidrokarbon) . namun asam lemak , fosfolipid, sfingolipid, garam empedu, dan dalam jumlah yang lebih rendah, kolesterol mengandung gugus polar. Jadi sebagian molekul tersbut bersifat hidrofobik atau tak larut air dan hidrofilik atau larut air. Molekul ini disebut amfipatik. Molekul ini mangalami orientasi pada pertemuan air , minyak dengan gugus polar di fase air dan gugus nonpolar di fase minyak. Lapis ganda lipid smfipatik ini adalah struktur dasar pada membrane biologis. Jika lipid ini berada dalam suatu konsentrasi kritis dlam medium air, lipid ini membentuk misel. Emulsi merupakan partikel yang jauh lebih besar, biasanya di bentuk oleh lipid nonpolar dalam medium air. Emulsi ini distabilkan oleh emulgator, misalnya lipid amfipatik (misalnya lesitin), yang membentuk suatu lapisan permukaan memisahkan sebagian besar materi nonpolar.

Referensi :
Murray RK, Graner DK, Rodwell VW. 2009. Biokimia Harper edisi 27. Jakarta: EGC.
Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC, 2007

Selasa, 14 Desember 2010


Puisi untuk IBU




adalah wanita yang melahirkanku
merawatku
membesarkanku
mendidikku
hingga aku dewasa

Ibu...
adalah wanita yang selalu siaga tatkala aku dalam buaian
tatkala kaki-kakiku belum kuat untuk berdiri
tatkala perutku terasa lapar dan haus
tatkala kuterbangun di waktu pagi, siang dan malam

Ibu...
adalah wanita yang penuh perhatian
bila aku sakit
bila aku terjatuh
bila aku menangis
bila aku kesepian

Ibu...
telah kupandang wajahmu diwaktu tidur
terdapat sinar yang penuh dengan keridhoan
terdapat sinar yang penuh dengan kesabaran
terdapat sinar yang penuh dengan kasih dan sayang
terdapat sinar kelelahan karena aku

Aku yang selalu merepotkanmu
aku yang selalu menyita perhatianmu
aku yang telah menghabiskan air susumu
aku yang selalu menyusahkanmu hingga muncul tangismu

Ibu...
engkau menangis karena aku
engkau sedih karena aku
engkau menderita karena aku
engkau kurus karena aku
engkau korbankan segalanya untuk aku

Ibu...
jasamu tiada terbalas
jasamu tiada terbeli
jasamu tiada akhir
jasamu tiada tara
jasamu terlukis indah di dalam surga

Ibu...
hanya do'a yang bisa kupersembahkan untukmu
karena jasamu
tiada terbalas

Hanya tangisku sebagai saksi
atas rasa cintaku padamu

Ibu..., I LOVE YOU SO MUCH
juga kepada Ayah...!!!

Minggu, 24 Oktober 2010

sistem pernafasan

SISTEM PERNAFASAN

            Untuk kelangsungan hidupnya manusia butuh bernafas. Sistem pernafasan sangat penting dimana terjadi pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Salah satu organ yang sangat mebutuhkan oksigen dan peka terhadap kekurangannya adalah otak. Tidak adanya oksigen dalam 3 menit akan mengakibatkan seseorang kehilangan kesadaran. 5 menit tidak mendapatkan oksigen sel otak akan rusak secara irreversibel (tidak bisa kembali atau diperbaiki).
Oksigen dalam udara dibawa masuk ke dalam paru-paru dan berdifusi dalam darah. Bersamaan dengan itu dikeluarkannya karbondioksida yang juga berdifusi dari darah dan kemudian dikeluarkan bersama udara. Oksigen dibutuhkan oleh semua sel dalam tubuh untuk kelangsungan hidupnya. Sedangkan karbondioksida merupakan sisa hasil metabolisme yang tidak digunakan lagi dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh.
Perjalanan oksigen dan karbondioksida . Dari atmosfer (udara) oksigen masuk melalui mulut/hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus sampai dengan alveoli. Dari alveoli oksigen berdifusi masuk ke dalam darah dan dibawa oleh eritrosit (sel darah merah). Dalam darah oksigen dibawa ke jantung kemudian dipompakan oleh jantung diedarkan ke seluruh tubuh untuk digunakan sampai tingkat sel. Oksigen masuk ke dalam sel dan di dalam mitokondria digunakan untuk proses-proses metabolisme yang penting untuk kelangsungan hidup. Sedangkan karbondioksida berjalan arah sebaliknya dengan oksigen.

Dalam sistem pernafasan terdapat empat peristiwa utama yang sangat fungsional yaitu sebagai berikut :
  1. Ventilasi paru yaitu keluar masuknya udara antara atmosfer dan alveoli paru.
  2. Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan darah.
  3. Transpor oksigen dan karbondioksida dalam darah dari cairan tubuh ke dan dari sel.
  4. Pengaturan ventilasi dan hal-hal lain dari pernafasan.
Dalam artikel ini akan dijelaskan tentang ventilasi paru. Sedangkan proses yang lain akan dijelaskan pada artikel lain selanjutnya.
Ventilasi Paru (masuk dan keluarnya udara)
Pada prinsipnya udara dapat keluar masuk paru oleh karena adanya perbedaan tekanan udara antara atmosfer dan dalam paru. Udara dapat masuk terhirup (inspirasi) karena tekanan udara di dalam paru lebih kecil atau negatif dari tekanan di atmosfer. Begitu juga sebaliknya udara dapat keluar (ekspirasi) karena tekanan udara dalam paru lebih tinggi atau positif. Tekanan udara dapat berubah sejalan dengan membesar dan mengecilnya rongga dada beserta mengembang atau mengempisnya paru-paru.
Rongga dada dapat membesar dan mengecil melalui beberapa cara sebagai berikut :

  1. diafragma bergerak naik turun.
  2. depresi (penurunan) dan elevasi (pengangkatan) rangka iga untuk melebarkan diameter depan belakang rongga dada.
  3. kontraksi otot perut dapat mendorong diafragma ke atas pada saat ekspirasi maksimal.
Dalam diafragma terdapat otot yang jika berkontraksi akan mengakibatkan diafragma turun ke bawah. Hal tersebut akan memperbesar ronggan dada. Jika otot tidak berkontraksi diafragma akan naik kembali sehingga rongga dada mengecil.
Tekanan udara dapat berubah sejalan dengan membesar dan mengecilnya rongga dada...
Cara lain untuk mengembangkan rongga dada adalah dengan mengangkat tulang iga dan sternum (tulang dada). Pengembangan rongga dada terjadi karena pada waktu istirahat posisi iga miring ke bawah dan sternum (tulang dada) turun ke belakang. Bila iga dan tulang dada dielevasikan (diangkat) maka rongga dada akan mengembang karena diameter depan belakang menjadi lebih lebar.
Yang mengangkat rangka-rangka dada ini adalah otot. Otot ini disebut sebagai otot-otot inspirasi yaitu sebagai berikut :
  1. interkostalis eksterrnus (antar iga luar) yang mengangkat masing-masing iga.
  2. sternokleidomastoid yang mengangkat sternum (tulang dada).
  3. skalenus yang mengangkat 2 iga teratas.

Sedangkan otot yang menurunkan rangka dada untuk ekspirasi (otot ekspirasi) adalah sebagai berikut :
  1. interkostalis internus (antar iga dalam) yang menurunkan iga-iga.
  2. otot perut yang menarik iga ke bawah sekaligus membuat isi perut mendorong diafragma ke atas.
Pada saat bernafas biasa (waktu istirahat) tubuh membutuhkan energi untuk kontraksi otot pernafasan pada saat inspirasi saja (otot inspirasi), sehingga udara dapat masuk ke paru-paru. Sedangkan pada waktu ekspirasi biasa, energi yang dikeluarkan untuk otot ekspirasi relatif tidak ada. Hal ini bisa terjadi karena udara dapat keluar dari paru-paru hanya karena daya elastisitas paru-paru yang mengembang sebelumunya akibat terisi oleh udara dan bukan karena otot ekspirasi.
Sedangkan pada waktu akitvitas fisik yang lebih berat, tubuh membutuhkan lebih banyak energi untuk kontraksi otot pernafasan karena tubuh memerlukan oksigen lebih banyak dan harus mengeluarkan karbondioksida lebih banyak pula. Diperlukan kontraksi otot yang lebih banyak dan lebih keras untuk tujuan tersebut.
Disini dapat kita lihat bahwa otot-otot pernafasan sangat berperan dalam sistem homeostasis tubuh untuk bisa menyediakan oksigen dan bisa membuang karbondioksida dengan baik. Hal-hal yang dapat mengakibatkan melemahnya otot-otot pernafasan akan sangat mengancam jiwa seseorang. Misalnya yang terjadi pada keracunan obat pelemas otot seperti diazepam. (hw)